Sinergi Akademisi Indonesia dan Malaysia dalam Menumbuhkan Semangat Kewirausahaan Pemuda Muslim: Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Kolej Komuniti Rembau, Malaysia

Rembau, 09 Agustus 2024, Malaysia – Dalam upaya memperkuat peran akademisi dalam pemberdayaan masyarakat dan menumbuhkan pola pikir kewirausahaan di kalangan pemuda Muslim, Program Studi S1 Ekonomi Islam Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya (FEB Unesa) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kolej Komuniti Rembau, Negeri Sembilan, Malaysia. Kegiatan ini mengangkat tema “Berinteraksi dengan Generasi Muda dalam Industri Fashion melalui Kewirausahaan 4.0” dan berlangsung lancar dengan antusiasme tinggi dari para peserta. Para peserta berasal dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, pelaku usaha mikro lokal, dan komunitas kreatif yang berada di bawah naungan Kolej Komuniti Rembau.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah dosen dari Indonesia dan Malaysia, di antaranya Dr. Khusnul Fikriyah, Dr. Moh Farih Fahmi, Dr. Ramdani, Dr. Maryam Bte Badrul Munir, dan Fitriah Dwi Susilowati. Acara ini juga mendapat dukungan dari dosen-dosen Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia. Kolaborasi lintas negara dan institusi ini menjadi kekuatan utama kegiatan, yang tidak hanya menampilkan pertukaran ilmu pengetahuan, tetapi juga menunjukkan komitmen bersama dalam memajukan ekonomi berbasis syariah di kalangan generasi muda. Dalam sambutan pembukanya, Dr. Khusnul Fikriyah menekankan pentingnya menjadikan industri fashion sebagai bagian dari ekonomi kreatif yang etis dan inovatif serta selaras dengan prinsip-prinsip Islam. Ia menyampaikan bahwa fashion tidak sekadar urusan tren dan estetika, tetapi juga bisa menjadi media dakwah dan pemberdayaan ekonomi, terutama dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0.
Salah satu materi utama yang disampaikan adalah Shariah Marketing yang dibawakan oleh Fitriah Dwi Susilowati. Ia menjelaskan bahwa pemasaran berbasis syariah bukan sekadar strategi bisnis, melainkan pendekatan holistik yang mencerminkan nilai-nilai inti Islam seperti kejujuran (sidq), amanah (trustworthiness), dan kemaslahatan (maslahah). Menurutnya, pemasaran syariah bertujuan membangun hubungan etis antara produsen dan konsumen dengan fokus tidak hanya pada keuntungan, tetapi juga keberlanjutan dan keberkahan spiritual (barakah). Dalam konteks industri fashion, ia menekankan pentingnya memastikan bahwa produk yang ditawarkan halal dan thayyib (baik), serta bahwa strategi pemasaran yang digunakan harus transparan dan tidak manipulatif.
Selain itu, Dr. Maryam Bte Badrul Munir menyampaikan pandangan mendalam tentang Shariah Fashion—konsep busana yang tidak hanya sesuai dengan tuntunan berpakaian dalam Islam, seperti menutup aurat dan tidak menonjolkan lekuk tubuh, tetapi juga mengedepankan estetika, inovasi, dan keberlanjutan dalam proses produksi dan pemasarannya. Ia menyampaikan bahwa fashion Muslim memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi industri global, dan generasi muda memiliki peran penting dalam mendorong perubahan tersebut melalui ide-ide kreatif dan semangat kewirausahaan yang kuat. Fitriah juga mendorong para peserta untuk mulai berpikir dalam mengembangkan merek fashion yang tidak hanya menjual produk, tetapi juga membawa nilai-nilai budaya dan religius yang positif.
Sepanjang kegiatan, peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi. Diskusi interaktif berlangsung dengan berbagai pertanyaan dan berbagi aspirasi kewirausahaan dari peserta. Beberapa di antaranya bahkan menyampaikan niat untuk memulai bisnis fashion Muslim digital mereka sendiri dengan memanfaatkan prinsip-prinsip pemasaran syariah yang baru saja dipelajari. Menjelang akhir kegiatan, peserta mengikuti sesi simulasi perencanaan bisnis fashion halal, yang mencakup strategi merek, manajemen media sosial, dan perluasan pasar melalui e-commerce dan komunitas digital.
Program pengabdian masyarakat ini tidak hanya menjadi sarana edukasi, tetapi juga menjadi momen bermakna dalam mempererat hubungan akademik antara Indonesia dan Malaysia di bidang ekonomi Islam, industri halal, dan pengembangan kewirausahaan. Para dosen menyampaikan harapan agar inisiatif ini menjadi awal dari kolaborasi yang lebih luas dan dapat memberikan dampak positif jangka panjang dalam membentuk generasi wirausahawan yang produktif, kreatif, dan beretika di pasar global. Dengan semangat kolaborasi, kegiatan ini menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana sinergi lintas negara dapat mendorong transformasi sosial dan ekonomi yang inklusif dan aplikatif yang berakar pada nilai-nilai Islam.