Micro Discussion KSEI EKSYS Unesa, “Merger Bank Syariah BUMN: Lebih Baik Merger atau Holding?”

Kelompok Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya menyelengarakan kegiatan McD (Micro Discussion) yang dilaksanakan setiap dua pekan sekali. McD kali ini (Sabtu, 25 Juli 2020) merupakan kegiatan McD yang kedua dengan tema “Merger Bank Syariah BUMN : Lebih Baik Merger atau Holding?”. Kegiatan ini dilaksanakan via Whatsapp Group pada pukul 09.00-12.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan dengan membagi Fungsionaris KSEI EkSyS UNESA menjadi dua tim, yakni tim pro dan tim kontra.
Kesimpulan dari kegiatan tersebut ialah membahas akan sisi positif dan negatif dari tema yang diusung. Merger yang berarti menggabungkan, menciptakan sinergi antar bank-bank syariah BUMN memang dapat membentuk bank inti dengan daya saing yang dapat mendorong pergerakan negara untuk meningkatkan kekuatan kinerja perbankan syariah di Indonesia serta dapat meningkatkan efisiensi masyarakat. Adanya merger Bank Syariah BUMN, kementerian BUMN juga memberikan peluang penambahan nilai aset yang cukup besar. Hal tersebut akan menjadikan Bank Syariah BUMN mampu menyaingi Bank Konvensional Swasta sehingga memacu Bank Konvensional Swasta untuk menciptakan Produk Syariah. Hal ini juga dapat meningkatkan likuiditas dan dana perusahaan.
Namun tak ada rencana yang selalu terhindar dari sisi negatif, pastilah terdapat sisi negatif apabila kebijakan merger ini dilaksanakan, yakni diperlukan waktu yang lama untuk mandapatkan persetujuan antar para pemegang saham di masing-masing perusahan. Ketika Bank-Bank Syariah dimerger tidak menutup kemungkinan akan adanya pemangkasan SDM sehingga menambah pengangguran di Indonesia. Bila Bank Syariah milik BUMN digabungkan, maka jumlah pemain bank syariah akan berkurang dan berisiko menimbulkan iklim persaingan usaha yang tidak sehat.
Notulensi : Nurul Ilmi
Sumber: Website KSEI Eksys UNESA